TEKNIK JITU MENULIS NASKAH
UNTUK
KORAN ATAU MAJALAH
Kelas Menulis Om Jay, ya...kelas ini penuh sensasi. Mengapa aku berpendapat demikian? Di kelas ini semuanya ada. Orang-orang hebat berkumpul di sini. Materi-materi luar biasa disajikan di sini. Belum lagi tantangan-tantangan yang diberikan pada peserta perkuliahan. Tidak ada istilah senior atau pun junior, tantangannya sama, MENULIS RESUME dengan baik.
Sebenarnya tidak banyak materi yang disampaikan di setiap perkuliahan. Terkadang hal-hal sederhana yang berkaitan dengan dunia tulis menulis. Tapi ketika sudah menjadi sebuah resume akan muncul berbagai macam gaya. Setiap peserta memiliki gaya, cita rasa yang berbeda dalam membuat resume. Ini menjadikanku kagum. Aku bisa belajar dari berbagai bentuk resume.
Sama seperti hari-hari perkuliahan yang sudah berlalu, curiosity ku belum berhenti. Pertanyaan demi pertanyaan tentang sosok penting di setiap pertemuan, materi yang akan dibawakan masih terus bergumul di kepalaku.
Malam ini adalah hari ke sembilan perkuliahan di kelas Om Jay. Waktu antara pertemuan yang satu dengan pertemuan berikutnya seolah tidak ada jarak. Begitu cepat waktu bergulir dan tak terasa waktu perkuliahan sudah diambang pintu. Tinggal menunggu Sang Empu kelas ini untuk membuka pintu kelasnya.
Setelah kubaca informasi tentang pemateri malam ini, kekagumanku mengenai kelas ini pun semakin meninggi. Om Jay dan tim memang luar biasa dalam mengemas materi. Tanpa terasa berbagai ilmu dari cara menulis, memulai sebuah tulisan, kendala dalam menulis sudah masuk ke dalam gelas-gelas ilmuku.
Dan malam ini aku kembali terkesima. Senyum simpul keluar dari bibirku. Ya Allah aku ada diantara orang-orang cerdas. Aku bisa meraba arahan apa yang akan diberikan pada kami. Tapi aku harus menahan diriku. Sabar, Yul! Tunggu waktunya. Simpan rabaan mu tentang materi malam ini. Jadilah murid yang baik dulu.....Itu gumamku pada diriku sendiri.
Waktu perkuliahan pun dimulai. Moderator untuk pertemuan kali ini adalah sosok baru. Ibu Fatimah namanya. Beliau tinggal di Aceh. Adapun pemateri malam adalah Bapak H. Encon Rahman yang tinggal di Majalengka. Dua sosok hebat ini mampu menyatukan kami yang berasal dari Sabang sampai Merauke. Super......seperti kata Mario Teguh.
Sebelum menyampaikan resume perkuliahan, akan sedikit aku ceritakan tentang tokoh utama malam ini. Bapak Encon Rahman adalah sosok hebat. Prestasi beliau sungguh luar biasa. Predikat Guru Berprestasi tingkat nasional pernah beliau sandang. Penghargaan tingkat internasional pun tak luput dari genggaman beliau. Puncak prestasi beliau ini diperoleh di tahun 2017. Tidak kalah hebatnya dari pemateri satu sampai ke delapan, Bapak Encon juga sudah menghasilkan artikel dan semuanya sudah dimuat di koran atau majalah baik tingkat lokal maupun nasional.
Dengan suaranya yang sangat adem didengar kalau orang jawa bilang, beliau menyampaikan bahwa lebih dari lima ratus artikel sudah lahir dari tangan cerdas beliau. Masih dengan intonasi bicara yang enak didengar, Bapak Encon menceritakan awal mula beliau menulis.
Pada awalnya, beliau memang sudah memiliki kegemaran membaca koran. Kegemaran ini muncul ketika Bapak Encon masih duduk di bangku SMP. Mulailah beliau berpikir untuk menulis. Karena merasa belum memiliki ilmu yang cukup tentang menulis, Bapak Encon menulis hanya sebatas penulisan untuk mading di sekolahnya. Keterampilan beliau dalam menulis belum bisa berkembang dengan baik. Kebiasaan menulis beliau ini terus berlanjut ketika beliau duduk di bangku SPG. Tulisan-tulisan Bapak Encon yang dipampang di mading sekolah sangat bagus. Tulisan yang ditempel di mading pun beragam. Hal yang membanggakan beliau adalah ketika tulisan beliau mendapatkan apresiasi dari teman dan guru.
Adalah Haji Entis, salah seorang guru Pak Encon di SPG. Pak guru ini melihat potensi yang luar biasa muridnya ini. Dimintanya Pak Encon mengirim tulisan-tulisannya ke koran, majalah atau tabloit. Keraguan sempat merasuki Pak Encon waktu itu. Tapi Pak Entis terus menyemangati muridnya ini agar mau mencoba menulis untuk tingkat yang lebih tinggi tidak sebatas di mading sekolah. Akhirnya dengan pendampingan dan support yang hebat dari Pak Entis, Pak Encon pun mengirimkan tulisannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Mitra Desa, ...... itulah tabloit pertama yang menjadi incaran Pak Encon untuk mencoba keberuntungan dengan tulisan-tulisannya. Di media cetak lokal ini, Pak Encon baru berani mengirimkan naskah-naskah ringan saja, seperti kartun, humor, sajak dan lain-lain. Oh ya...ada hal istimewa dari Pak Encon. Jari-jari ajaibnya pandai sekali menghasilkan kartun. lebih dari seratus lima puluh kartun sudah beliau hasilkan. Ketika hasil karyanya dimuat sudah pasti ada kepuasan. Selain itu, secara finansial pun menjanjikan. Akan tetapi, bagi Pak Encon menulis bukan semata-mata mengejar finansial tetapi lebih pada kenikmatan.
Pengalaman menulis puisi, humor dan kartun yang berhasil dimuat tidak membuat Pak Encon puas. Beliau mencoba menulis cerpen. Belum merasa puas, Pak Encon merambah ke penulisan artikel. Dituliskan kegiatan-kegiatan teman-temannya kemudian dikirimkan ke koran Mitra Desa yang merupakan anak asuh dari redaksi koran ternama Pikiran Rakyat.
"KIAT-KIAT MENULIS UNTUK MAJALAH ATAU KORAN"
MENGAPA NASKAH TIDAK DIMUAT?
Seperti qoute di atas, secara umum ketika harapan dan kenyataan tidak seperti yang diharapkan akan membuat kita kecewa bahkan patah hati. Berkatian dengan tidak dimuatnya tulisan di koran atau majalah, Pak Encon mengajak kami berpikir positif. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan ketika tidak dimuatnya tulisan kita:
siip deh resumenya bisa dicontek niiih....hehe
BalasHapusMksh bunda. Msh hrs terus belajar dan mencari jati diri
HapusBagus banget resumenya bu Yuli, aku jadi iri, mudah mudahan bisa membuat resum yang renyah dan jelas seperti ini
BalasHapusMksh bu Jim...gudeg ibu juga enak kok
HapusWah enak banget membaca resume bu yuli, renyah kriuk2... semoga sukses ya bu...
BalasHapusTrm ksh supportnya.
HapusLuar biasa, resumenya sempurna, mantab ....
BalasHapusMksh atas kunjungan dan supportnya. Msh hrs twrus belajar
HapusMantap semakin baik dari hari kehari
BalasHapusMksh pak budi atas penilaiannya.
HapusAsli ini mah saya baca dari awal sampe akhir, bagus bu. Keren
BalasHapusMksh....supory sy terus ya
HapusMantap. Pembuatan list akan mmebuaty tulisan menjadi lebih teratruktur
BalasHapusMksh pak tama...sy ngekor n memodifikasi style bapak...dikit tp..
HapusWaj lengkap banget.
BalasHapusJosssss
Mksh supportnya
HapusMakin oke aja bu Jum ini. Salut saya bu.
BalasHapusMksh......salah nama tdk jadi soal
HapusEh salah nama ya 😂🙏
BalasHapusMksh....salah nama tdk jadi soal. Saya sodaranya bu Jum kok
Hapusbagus bu Yuli...
BalasHapusMksh bunda..smg kedepan smkn bagus lagi, demikian jg dg ibu..smkn sukses
HapusResumenya bagus bu.
BalasHapusMksh bunda...kunjungan bunda berarti bangey bg saya
Hapussemakin hari semakin baik resume-nya bu Yuli. Semangat terus
BalasHapusMksh pak Christ...pak Chrust jg hebat resunenya
HapusResume yang bagus, Bu Yuli. Maaf sekadar bertanya, apa alasan Bu Yuli lebih memilih menulis curiosity daripada penasaran? Tabik.
BalasHapusYa untuk warna warni saja
BalasHapusWuaahh bacanya enaakk bgt
BalasHapusMksh bunda...smg ke depan kita semakin baik dlm meresume
HapusSlalu enak dibaca resumenya
BalasHapusMksh atas kunjungan n supportnya. Smg kita smkn maju
Hapus