Jumat, 23 Oktober 2020

BELAJAR MENULIS BARENG OM JAY, HARI KE 9, 23 OKTOBER 2020

 TEKNIK JITU MENULIS NASKAH 

UNTUK 

KORAN ATAU MAJALAH


Kelas Menulis Om Jay, ya...kelas ini penuh sensasi. Mengapa aku berpendapat demikian? Di kelas ini semuanya ada. Orang-orang hebat berkumpul di sini. Materi-materi luar biasa disajikan di sini. Belum lagi tantangan-tantangan yang diberikan pada peserta perkuliahan. Tidak ada istilah senior atau pun junior, tantangannya sama, MENULIS RESUME dengan baik. 

Sebenarnya tidak banyak materi yang disampaikan di setiap perkuliahan. Terkadang hal-hal sederhana yang berkaitan dengan dunia tulis menulis. Tapi ketika sudah menjadi sebuah resume akan muncul berbagai macam gaya. Setiap peserta memiliki gaya, cita rasa yang berbeda dalam membuat resume. Ini menjadikanku kagum. Aku bisa belajar dari berbagai bentuk resume. 

Sama seperti hari-hari perkuliahan yang sudah berlalu, curiosity ku belum berhenti. Pertanyaan demi pertanyaan tentang sosok penting di setiap pertemuan, materi yang akan dibawakan masih terus bergumul di kepalaku. 

Malam ini adalah hari ke sembilan perkuliahan di kelas Om Jay. Waktu antara pertemuan yang satu dengan pertemuan berikutnya seolah tidak ada jarak. Begitu cepat waktu bergulir dan tak terasa waktu perkuliahan sudah diambang pintu. Tinggal menunggu Sang Empu kelas ini untuk membuka pintu kelasnya. 

Setelah kubaca informasi tentang pemateri malam ini, kekagumanku mengenai kelas ini pun semakin meninggi. Om Jay dan tim memang luar biasa dalam mengemas materi. Tanpa terasa berbagai ilmu dari cara menulis, memulai sebuah tulisan, kendala dalam menulis sudah masuk ke dalam gelas-gelas ilmuku. 

Dan malam ini aku kembali terkesima. Senyum simpul keluar dari bibirku. Ya Allah aku ada diantara orang-orang cerdas. Aku bisa meraba arahan apa yang akan diberikan pada kami. Tapi aku harus menahan diriku. Sabar, Yul! Tunggu waktunya. Simpan rabaan mu tentang materi malam ini. Jadilah murid yang baik dulu.....Itu gumamku pada diriku sendiri.

Waktu perkuliahan pun dimulai. Moderator untuk pertemuan kali ini adalah sosok baru. Ibu Fatimah namanya. Beliau tinggal di Aceh. Adapun pemateri malam adalah Bapak H. Encon Rahman yang tinggal di Majalengka. Dua sosok hebat ini mampu menyatukan kami yang berasal dari Sabang sampai Merauke. Super......seperti kata Mario Teguh.

Sebelum menyampaikan resume perkuliahan, akan sedikit aku ceritakan tentang tokoh utama malam ini.  Bapak Encon Rahman adalah sosok hebat. Prestasi beliau sungguh luar biasa. Predikat Guru Berprestasi tingkat nasional pernah beliau sandang. Penghargaan tingkat internasional pun tak luput dari genggaman beliau. Puncak prestasi beliau ini diperoleh di tahun 2017. Tidak kalah hebatnya dari pemateri satu sampai ke delapan, Bapak Encon juga sudah menghasilkan artikel dan semuanya sudah dimuat di koran atau majalah baik tingkat lokal maupun nasional. 

Dengan suaranya yang sangat adem didengar kalau orang jawa bilang, beliau menyampaikan bahwa  lebih dari lima ratus artikel sudah lahir dari tangan cerdas beliau. Masih dengan intonasi bicara yang enak didengar, Bapak  Encon menceritakan awal mula beliau menulis. 

Pada awalnya, beliau memang sudah memiliki kegemaran membaca koran. Kegemaran ini muncul ketika Bapak Encon masih duduk di bangku SMP. Mulailah beliau berpikir untuk menulis. Karena merasa belum memiliki ilmu yang cukup tentang menulis,  Bapak Encon menulis hanya sebatas penulisan untuk mading di sekolahnya. Keterampilan beliau dalam menulis belum bisa berkembang dengan baik. Kebiasaan menulis beliau ini terus berlanjut ketika beliau duduk di bangku SPG. Tulisan-tulisan Bapak Encon yang dipampang di mading sekolah  sangat bagus. Tulisan yang ditempel di mading pun beragam. Hal  yang membanggakan beliau adalah ketika tulisan beliau mendapatkan apresiasi dari teman dan guru. 

Adalah Haji Entis, salah seorang guru Pak Encon di SPG. Pak guru ini melihat potensi yang luar biasa muridnya ini. Dimintanya Pak Encon mengirim tulisan-tulisannya ke  koran, majalah atau tabloit. Keraguan sempat merasuki Pak Encon waktu itu. Tapi Pak Entis terus menyemangati muridnya ini agar mau mencoba menulis untuk tingkat yang lebih tinggi tidak sebatas di mading sekolah. Akhirnya dengan pendampingan dan support yang hebat dari Pak Entis, Pak Encon pun mengirimkan tulisannya ke jenjang yang lebih tinggi. 

Mitra Desa, ...... itulah tabloit pertama yang menjadi incaran Pak Encon untuk mencoba keberuntungan dengan tulisan-tulisannya. Di media cetak lokal ini, Pak Encon baru berani mengirimkan naskah-naskah ringan saja, seperti kartun, humor, sajak dan lain-lain. Oh ya...ada hal istimewa dari Pak Encon. Jari-jari ajaibnya pandai sekali menghasilkan kartun. lebih dari seratus lima puluh kartun sudah beliau hasilkan. Ketika hasil karyanya dimuat sudah pasti ada kepuasan. Selain itu,  secara finansial pun menjanjikan. Akan tetapi, bagi Pak Encon menulis bukan semata-mata mengejar finansial tetapi lebih pada kenikmatan.

Pengalaman menulis puisi, humor dan kartun yang berhasil dimuat tidak  membuat Pak Encon puas. Beliau mencoba menulis cerpen. Belum merasa puas, Pak Encon merambah ke penulisan artikel. Dituliskan kegiatan-kegiatan teman-temannya kemudian dikirimkan ke koran Mitra Desa yang merupakan anak asuh dari  redaksi koran ternama Pikiran Rakyat. 

"KIAT-KIAT MENULIS UNTUK MAJALAH ATAU KORAN"

Masih dengan suaranya yang begitu berat dan berwibawa, Pak Encon meneruskan materi kuliahnya. Beliau memaparkan kiat-kiat bagi penulis pemula agar tulisannya dimuat di koran atau majalah. Ada beberapa hal yang beliau sampaikan:
1. Menulis dari hal-hal yang sederhana
            Menulis dari jenis tulisan yang sederhana dan ringan sangat disarankan. Selain mudah untuk dilakukan juga tidak menjadi beban yang berat ketika menulis tulisan-tulisan ringan seperti puisi, pantun, dan lain-lain.

2. Bergabung dengan komunitas menulis
            Mengapa hal ini ditekankan oleh Pak Encon? Dengan bergabung di komunitas menulis, apapun itu, akan menambah  wawasan dan ilmu di bidang tulis menulis. Hal ini  juga dilakukan olek Pak Encon. Beliau bergabung dengan komunitas Balai Jurnalis Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia. Melalui komunitas ini Pak Encon mendapatkan ilmu bagaimana menulis artikel dan cerpen yang baik, bagaimana mengetahui jenis-jenis tulisan yang dibutuhkan koran. 

3. Mengirim naskah ke  redaksi lokal terlebih dahulu
           Hal yang harus dipahami khususnya penulis pemula, bahwa sebagai penulis harus berawal dari yang kecil dan sederhana. Demikian juga halnya dengan pengiriman naskah. Pengiriman naskah ke redaksi lokal lebih membuka pintu untuk dimuatnya tulisan.  

4. Tahan Banting
            Mental tahan banting harus dimiliki oleh seorang penulis. Ketika penolakan naskah terjadi atau tidak dimuatnya tulisan, seorang penulis tidak boleh patah arang. Jangan pernah berhenti mengirim naskah hanya karena satu atau dua kali penolakan. 

MENGAPA NASKAH TIDAK DIMUAT?


Seperti qoute di atas, secara umum ketika harapan dan kenyataan tidak seperti yang diharapkan akan membuat kita kecewa bahkan patah hati. Berkatian dengan tidak dimuatnya tulisan di koran atau majalah, Pak Encon mengajak kami berpikir positif. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan ketika tidak dimuatnya tulisan kita:
a. Perhatikan judul tulisan dengan harapan redaksi
    Ketika judul naskah tidak sesuai dengan harapan redaksi maka sangat membuka kemungkinan        penolakan. Misalnya mengirim naskah yang berisi tips atau bagamana membuat sesuatu. Tema ini tidak sesuai dengan harapan koran. 

b. Tema tulisan dengan kebutuhan pembaca
    Tema tulisan juga harus mengikuti pangsa pasar, dalam hal ini pembaca. Tema yang sedang hangat dikalangan masyarakat sangat menentukan dimuat atau tidaknya tulisan yang dikirim. Mengapa? Dipungkiri atau tidak, dunia percetakan adalah dunia bisnis. Omset dunia ini tidak luput dari peran konsumen dalam hali ini pembacanya. Jika tulisan kita tidak sesuai dengan permintaan pembaca sudah pasti tidak akan dimuat.

c. Ide tulisan sudah ketinggalan
    Ketika ada momen tertentu sudah pasti penulis akan menorehkan momen tersebut dalam tulisannya. tidak menutup kemungkinan satu momen bisa ditulis oleh lebih dari satu penulis. Kecepatan pengiriman ke redaksi sangat menentukan dimuatnya tulisan. Ketika ide  kita sudah didahului oleh penulis lain sudah pasti tulisan kita sudah dianggap basi.

APA SAJA KUNCI UTAMA MENULIS ARTIKEL ?

Untuk melakukan sesuatu dibutuhkan ilmu yang cukup agar  hasil maksimal diperolah dan sesuai harapan. Demikian juga dengan menulis untuk koran atau majalah. Senjata ampuh harus dimiliki agar hasil tulisan dapat diterima dengan baik oleh pihak redaksi maupun masyarakat. 

Untuk  hal di atas, Pak Encon juga membagikan ilmunya kepada kami. Kami harus mengetahui dan memahami teknik-teknik menulis meliputi:
a. Cara membuat judul artikel
b. Cara menulis prolog dari artikel 
c. Cara memaparkan artikel
d. Cara menutup artikel

Ke empat dasar di atas merupakan kunci utama dalam menulis artikel. Ke empat teori tersebut merupakan satu kesatuan yang akan membangun kesempurnaan artikel.

Di akhir perkuliahan, Pak Encon berpesan mengenai adab pengiriman naskah. Disarankan untuk tidak mengirim naskah yang sama, di waktu yang sama ke beberapa redaktur. Hal ini perlu dilakukan agar tidak melanggar kode etik penerbitan naskah. Disarankan satu naskah dikirim ke satu redaksi terlebih dahulu. Jika kita mengirim ke koran, disarankan menunggu satu sampai tiga hari. Jika mengirim naskah ke tabloit, disarankan untuk menunggu 2 dua sampai tiga bulan. Jika  dalam  kurun waktu tersebut tulisan tetap tidak dimuat maka kita boleh mengirim ke redaksi lain.

Demikian hasil resume pekuliahan hari ke sembilan. Semoga bermanfaat. Salam literasi ...semangat menulis.






32 komentar:

  1. siip deh resumenya bisa dicontek niiih....hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mksh bunda. Msh hrs terus belajar dan mencari jati diri

      Hapus
  2. Bagus banget resumenya bu Yuli, aku jadi iri, mudah mudahan bisa membuat resum yang renyah dan jelas seperti ini

    BalasHapus
  3. Wah enak banget membaca resume bu yuli, renyah kriuk2... semoga sukses ya bu...

    BalasHapus
  4. Luar biasa, resumenya sempurna, mantab ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mksh atas kunjungan dan supportnya. Msh hrs twrus belajar

      Hapus
  5. Asli ini mah saya baca dari awal sampe akhir, bagus bu. Keren

    BalasHapus
  6. Mantap. Pembuatan list akan mmebuaty tulisan menjadi lebih teratruktur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mksh pak tama...sy ngekor n memodifikasi style bapak...dikit tp..

      Hapus
  7. Makin oke aja bu Jum ini. Salut saya bu.

    BalasHapus
  8. Balasan
    1. Mksh....salah nama tdk jadi soal. Saya sodaranya bu Jum kok

      Hapus
  9. Balasan
    1. Mksh bunda..smg kedepan smkn bagus lagi, demikian jg dg ibu..smkn sukses

      Hapus
  10. Balasan
    1. Mksh bunda...kunjungan bunda berarti bangey bg saya

      Hapus
  11. semakin hari semakin baik resume-nya bu Yuli. Semangat terus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mksh pak Christ...pak Chrust jg hebat resunenya

      Hapus
  12. Resume yang bagus, Bu Yuli. Maaf sekadar bertanya, apa alasan Bu Yuli lebih memilih menulis curiosity daripada penasaran? Tabik.

    BalasHapus
  13. Balasan
    1. Mksh bunda...smg ke depan kita semakin baik dlm meresume

      Hapus
  14. Balasan
    1. Mksh atas kunjungan n supportnya. Smg kita smkn maju

      Hapus

terima kasih atas kunjungan anda