Sabtu, 03 Oktober 2020

Belajar dari Sarang Semut

Pagi ini saya melakukan aktivitas rutin si inem alias pekerjaan ibu rumah tangga. Sembari menunggu air yang saya masak mendidih untuk kupersembahkan pada suami dan ibu, saya menyapu lantai rumah dengan teliti. Saya hafal sekali setiap titik sudut rumah yang perlu perhatian ekstra ketika menyapu. Sarang semut....ya...itu spot yang selalu saya perhatikan ketika menyapu rumah. Setiap pagi spot-spot itu selalu saya bersihkan...Tapi pagi berikutnya para semut itu selalu meminta perhatian saya. Tampaknya semut-semut itu suka menguji kesabaran saya. Tiap pagi para semut selalu mengeluarkan butiran-butiran yang menggunung. Dan setiap pagi pula saya bersihkan......Muncul kembali dihari berikutnya. Dari ujian kesabaran melalui semut tersebut, saya berpikir keras. Apa yan sebenarnya Allah akan tunjukkan pada saya. Dan saya sampai pada satu kesimpulan bahwa melalui semut allah menggajak saya belajar tentang kehidupan dan bagaimana menjalani hidup. Para semut telah mengajarkan pada saya banyak hal, diantaranya : kegigihan, kerjasama, ikhlas menerima hal-hal yang mungkin tidak disukai. Kegigihan.....kata ini sangat dalam maknanya. Kamus Bahasa Indonesia mengartikan gigih sebagai sikap ulet (dalam usaha),tetap teguh pada pendirian atau pikiran. Demikian juga dengan semut yang setiap hari selalu membuat gundukan. Setiap kali gundukan itu dihilangkan, dengan segala daya upaya para semut membangun kembali. Mereka tidak memiliki istilah menyerah, putus asa ataupun sikap-sikap yang lain yang menunjukkan kepasrahan. Pasrah yang akan berujung pada titik berhenti untuk berkarya kembali. Kepasrahan seperti ini tidak saya temukan pada para semut-semut tadi. Mereka selalu gigih berusaha untuk menghasilkan sebuah mahakarya yang luar biasa untuk ukuran semut. Pembelajaran yang kedua adalah semut selalu rukun. untuk mendapatkan sesuatu yanng besar. Mereka selalu mengutamakan KERJASAMA. Berat sama di pikul, ringan sama dijinjing. Peribahasa ini sangat cocok untuk para semut tadi. Untuk membawa sepotong roti saja mereka selalu bersama sama. Tidak ada rasa egois, sombong di antara para semut. Dengan ikhlas mereka bekerja bersama-sama untuk mengangkat sepotong roti ke sarang mereka. Seperti lagu Ahmad Albar yang bertajuk SEMUT HITAM. mereka selalu senada seirama. Ikhlas.....kata sederhana yang menurut saya susah untuk dilakukan. Perlu pemikiran yang tinggi untuk bisa bersikap ikhlas. Tapi bagaimana dengan semut? Setiap kali gundukan tanah mahakarya mereka saya lenyapkan, mereka tidak pernah menyerang saya. Tapi mereka membangun kembali sesuai kesepakatan yang telah mereka ambil. Tidak ada keluhan yangg berarti ketika hasil kerja keras mereka selalu saya lenyapkan. Ini mengajarkan pada saya bahwa tidak setiap tujuan yang ingin saya capai selalu berakhir mulus dan cemerlang, tapi sebalikknya bisa saja hancur lebur. Semut semut meengajarkan pada saya untuk menerima skenario hidup dengan ikhlas dann kembali bangkit dari kegagalan ataupun keterpurukan. Itulah hasil pemikiran saya seharian ini...Semoga bisa menjadi bahan renungan bagi pembaca pemikiran saya ini....

6 komentar:

  1. Saya sangat tertarik dg isinya yg mengobarkan semangat pantang menyerah,, toppp teruslah berkaraya

    BalasHapus
  2. Betul bacalah kata Tuhanmu.Semut dan semua yg ada ini suruh baca. Untuk ambil.hikmahnya . Mantul. Mampir cakinin.blogspot.com

    BalasHapus
  3. Siap...mksh suportnya...mhn bimbingan n support2 selanjutnya

    BalasHapus
  4. Kelebihan mahluk kecil ini sampai diabadikan dalam QS. An Naml

    BalasHapus
  5. Tulisan apik. Aku perlu banyak bertanya

    BalasHapus

terima kasih atas kunjungan anda