Selasa, 16 Juni 2020

SEMPURNANYA HIDUP

Hidup  adalah sebuah cerita indah atau tidak indah yang harus diterima dan dijalani. Pasang surut kehidupan seseorang adalah sebuah dinamika yang akan dilalui setiap makhluk bernama manusia.  Suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, diterima atau tidak diterima bukan sebuah pilihan tetapi sebuah perjalanan kehidupan yang harus dihadapi. 

Ketika seseorang sedang menikmati kehidupan  yang membahagiakan dirinya, tentu saja dia tidak merasakan adanya tantangan.  Dia  akan membayangkan bahwa pasang surut kehidupan tidak berlaku bagi dirinya. Hanya tawa canda ceria saja yang mengisi seluruh hari harinya. Everything is so easy, life is so sweet....mungkin itu yang ada dalam benaknya. Semuanya seperti dalam film lawas  "Mc Gyver", setiap dia butuh sesuatu selalu ada atau bisa diadakan, dan itu dengan sangat gampang......indah memang.....jika orang bertanya tentang kehidupanannya dia akan menjawab " it's okay......I a happy with my life.

Berbanding terbalik dengan kehidupan seorang yang oleh Allah tidak diberikan kekayaan ataupun kesenangan  hidup yang lain. Ambil contoh saja kehidupan seorang pemulung. Demi sesuap nasi untuk  dirinya dan keluarganya, dia rela berada dibawah terik matahari, mengais sampah  yang oleh sebagian orang merasa jijik bahkan sekedar melihatnya. tapi bagi si pemulung, itu adalah kunci pembuka dan penghapus masa laparnya. Dikumpulkannya hasil kerjanya. Setelah dirasa cukup maka dijualnya hasil peluh  keringatnya itu. ditukarnya dengan butir butir beras yang tidak seberapa. 

Dua gambaran yang berbeda diatas adalah realita hidup manusia. Dimata orang lain si pemulung sangatlah susah menjalani kehidupannya. Keterbatasan dalam segala hal membuat dia tidak bisa berbuat apa apa dan hanya mampu menjalani sesuai kemampuannya. Kepasrahan yang seolah olah dipaksakan sedang berlaku baginya. Bahkan ketika orang lain mengorek isi hatinya, guyuran  airmata membasahi pipinya. kepala tertunduk dalam menahan beban yang tengah dia rasakan. Dan airmata yang meleleh adalah saksi kehidupannya yang  berat. 

Sekali  lagi, hidup bukan sebuah pilihan tapi harus dijalani. Bertahan  untuk tetap hidup atau meningkatkan kehidupan adalah sebuah keharusan. Ini juga bukan pilihan. Kita harus yakin dengan Yang Maha Membuat skenario hidup. Biru, merah  hitam kehidupan adalah sebuah pemberian. Jangan lupa Allah melengkapi kita dan menitipkan kepada kita dengan jaringan saraf diotak yang luar biasa.