Kamis, 22 Oktober 2020

BELAJAR MENULIS BARENG OM JAY, HARI KE 8, 21 OKTOBER 2020

 

MOTIVASI MENULIS DARI BU GURU CANTIK

Hari ini perjuanganku untuk berguru di kelas Om Jay sudah memasuki hari ke 8. Tak sabar aku menunggu jam perkuliahan dimulai. Detik berganti menit. Menit berganti jam. Aku semakin tak sabar untuk berguru. Belajar di kelas ini ternyata seru. Seolah terhipnotis saja, aku terus bertanya-tanya siapa sosok hebat untuk setiap pertemuan dan materi apa yang akan dituangkan ke dalam gelas-gelas ilmuku.

Tak terasa mentari telah bergulir di sebelah barat. Sinarnya pun sudah tidak seterik tadi siang. Sore ini aku dan suamiku memupuk cinta kasih dengan berkebun bersama. Bermain-main dengan tanaman hias memang bisa menyatukan kami dan memperkuat getar-getar cinta kami berdua.

“Ayo, Bu kita pasang paranet. Bapak sudah beli lho paranetnya” ajak suamiku. Memang sudah beberapa hari kami berencana memindahkan beberapa varian aglonema yang sudah kami tangkarkan.  

“Ayo” sahutku dengan cepat.

Kira-kira setengah jam, paranet sudah terpasang rapi. Siap untuk ditempati oleh penduduk baru agar tidak kepanasan. Aglonema memang termasuk jenis tanaman hias yang takut panas. Dengan posisi dibawah paranet pasti tanaman kesayangan kami ini akan jauh lebih cantik.

Adzan Maghrib pun berkumandang, pertanda kami berdua harus berhenti karena panggilan suci ini.  Setelah solat, kembali curiosity ku pun kembali muncul akan materi kuliah malam ini. Aku persiapkan segala sesuatunya untuk mengikuti perkuliahan malam ini. Wedang jahe dan cemilan pun siap menemaniku belajar. Bakwan makanan kesukaanku pun tidak ketinggalan tersaji di meja kerjaku.

Hore ................Jam dinding di kamarku berdentang tujuh kali. Pertanda Om Jay akan membuka pintu kelas. Dan benar saja, ketika aku mengambil posisi duduk manis, Om Jay sudah  membuka pintu ruang kelasku. Rasa lega bercampur dag dig dug terus menggayutiku.



Kalimat indah itu kutemukan di internet saat browsing materi ajar malam ini.. Aku sadar bahwa menuntut ilmu tidak dibatasi dengan usia. Kapan kita belajar dan kepada siapa kita belajar bukan menjadi soal. Meski usiaku jauh lebih tua, aku harus menjadi murid yang baik. Seperti malam ini, egoku harus kutahan sekeras mungkin. Dosen cantik dan muda belia dihadirkan Om Jay.

Ibu Nora Purwa Yunita, M.Pd. adalah dosen istimewa kami malam  ini. Usianya masih sangat muda. Beliau lahir di Kudus, 12 Juni 1989, putra pertama dari dua bersaudara dengan ayah bernama Ali Achmadi, S.Pd dan ibu Noor Fatkhiyah, S.Pd.SD. Hmmmm .... masih muda sekali dosenku kali ini. Saat kubaca CV beliau, ternyata aku terpukau. Diusia yang masih muda sudah sedemikian hebatnya prestasi ibu muda ini.

Berbagai macam komuntas menulis diikuti oleh ibu cantik ini.  Mulia dari komunitas sejuta guru ngeblog, Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan, tim admin di website guru penggerak, komunitas koordinator virtual Indonesia (KKVI), anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Prakarya dan IPA, serta Pembimbing ekstrakurikuler KIR SMP.

            Salut, terkesima, kagum, itulah kata-kata yang bisa kuucapkan untuk dosen cantikku ini. Bagaimana tidak? Posisi sebagai ibu rumah tangga sudah luar biasa menyita waktu. Akan tetapi beliau  masih mampu berkarya. Masih ditambah lagi dengan beban kerja beliau di kantor baik sebagai guru maupun sebagai wali kelas. Sudah pasti kepenatan selalu menyelimuti beliau.

            Untuk  menjadi sesuatu atau menghasilkan sesuatu, tidak selamanya berjalan mulus. Berbagai sandungan pasti akan dihadapi. Tatangan dan hambatan datang berlalu. Tak pelak hal ini juga dihadapi  oleh Ibu Nora. Pada perkuliahan malam ini beliau menyampaikan rintangan-rintangan selama menulis. Berikut rintangan-rintangan yang beliau hadapi :

1.    Kegiatan yang banyak.

Banyaknya kegiatan menjadi hambatan utama dalam menulis. Apalagi di masa Pandemi seperti sekarang, pembelajaran daring justru menuntut persiapan yang lebih banyak.  Beliau harus menentukan  skala prioritas agar semua agenda dan beban kerja terselesaikan dengan baik. Ditambah lagi dengan beban Ibu Nora sebagai wali kelas. Posisi yang juga membutuhkan tenaga ekstra karena tidak menutup kemungkinan siswa bimbingannya sangat membutuhkan perhatian beliau.


2.    Malas dan jenuh

Rutinitas keseharian yang dilakukan secara berulang-ulang sangat memungkinkan munculnya rasa jenuh. Jika kejenuhan ini sudah tidak bisa diatasi lagi, sifat malas akan mengikuti. Rasa malas mengerjakan rutinitas akan semakin dirasakan.

Agar malas dan jenuh segera hilang, Ibu Nora memiliki trik jitu. Pengalihan perhatian ke hal-hal lain beliau lakukan. Menonton film, membaca novel atau kegiatan lain dijadikan sebagai refreshmen.

Memanjakan diri untuk keluar dari rutinitas memang dianjurkan. Akan tetapi hal ini tidak boleh berkepanjangan. Setelah dirasa cukup, siapkan diri untuk kembali berkarya.

 

3.    Krisis ide

Ketika krisis ide menghadang  Ibu Nora, perempuan cerdas nan cantik ini tetap memaksa diri mencari ide untuk menulis. Pengalaman Bapak Akbar Zainudin, sosok panutannya ini mengingatkan Ibu Nora bahwa segala yang dirasakan dan dilihat bisa diangkat menjadi ide cemerlang untuk menulis.

Ibu Nora membagikan hasil tulisan yang dihasilkan ketika tidak memiliki ide untuk menulis. Berikut link karya beliau yang sudah diunggah di blog pribadi beliau:

a.    Tulisan hasil dari jalan-jalan :

https://noraliapurwa.blogspot.com/2020/05/eksotika-pantai-bandengan-jepara.html

 

b.    Tulisan hasil menonton TV :

     https://noraliapurwa.blogspot.com/2020/05/memahami-dunia-anak-lewat-tontonan.html

 

c.    Tulisan hasil dari suara hati selama pendemi :

h           https://noraliapurwa.blogspot.com/2020/06/menjadi-orang-tua-kedua.html

Dari ketiga contoh di atas, Ibu Nora berusaha menyadarkan kami para penulis pemula untuk memiliki keyakinan mampu menulis bahkan ketika tidak memiliki ide apapun untuk menulis.

 

4.    Perbendaharaan kata.

Sejenak aku teringat kuliah pertama kelas Om Jay . Kata adalah senjata. Bahwa seorang penulis harus memiliki perbendaharaan kata yang cukup atau lebh dari cukup untuk menghasilkan karya. Penguasaan kata yang terbatas menyebabkan terjadinya pengulangan kata yang berujung pada penilaian bahwa tulisan kita membosankan.

Pemateri cantik ini pun pernah merasakan bahwa penguasaan kata maupun diksi beliau kurang memadahi. Dan hal ini juga menjadi kendala beliau ketika menulis. Tapi beliau tidak kehilangan akal. Untuk mengatasi hal ini membaca menjadi pilihannya untuk meningkatkan penguasaan kosa kata. Luar biasa.......seolah tida ada jalan buntu saja untuk ibu dua anak ini.

 

5.    Takut salah

Ketakutan dalam proses menulis wajar terjadi khususnya bagi penulis pemula. Akibatnya, tulisan yang  diharapkan muncul tidak pernah terwujud karena rasa takut ini. Hal yang sama juga dialami oleh Ibu Nora ketika mengikuti kelas menulis OM Jay. Tapi lagi-lagi sosok nomor satu di kelas Belajar Menulis Bareng Om Jay ini mengembuskan kesejukan. Beliau meyakinkkan Ibu Nora untuk tetap menulis.

Dengan berbekal kayakinan dari Om Jay, Ibu Nora tidak lagi memikirkan aturan penulisan ataupun kaidah bahasa yang akan menyulitkannya ketika menulis. Menulis apa yang beliau pikirkan saja.



Selain berbagi pengalaman tentang tantangan atau kendala dalam menulis, Ibu Nora  juga berbagi ilmu sakti jurus jitu menulis. Tiga kata hebat menjadi andalan beliau : “NIAT, PAKSA, MAU”

Niat kuat untuk menulis harus dimunculkan. Setelah muncul niat maka untuk merealisasikan harua ada unsur pemaksaan. Paksa kita sendiri untuk mewujudkan niat yang sudah ada. Ketika sudah ada niat dan keinginan memaksa diri sudah ada maka ujung perjuangan adalah kemauan untuk mengerjakannya.

            Demikian resume saya di pertemuan yang ke 8 kelas menulis bareng Om Jay. Semoga catatan kecil ini bisa menyemagati diri saya sendiri dan pembaca. Jangan pernah takut untuk menulis.......Salam pejuang literasi


 

17 komentar:

  1. Sy baca smua loh.. kerenn .lengkap

    BalasHapus
    Balasan
    1. Subhanallah...mksh aras waktunya...mksh jg atas kkunjungannya

      Hapus
  2. Bunga aglonemanya itu yg jadi daya tarik,,, koreksi sedikit ya,, ada penulisan yg hilang hurufnya,,, terus coba rata kiri kanan, itu saja,, yg lsin sdh oke,,, sukses ya

    BalasHapus
  3. Wow openingnya memukau banget... resumenya juga bagus....

    BalasHapus
  4. Jatuhlah paku di dekat kaki lima,
    Diambil Fatime diikatlah pakai tali.
    Sungguhlah aku sangat terkesima,
    Membaca resume yang mantap sekali.

    BalasHapus
  5. Terimakasih atas resume cantiknya secantik aglonemanya tentu 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya allah..mjsh kunjungan bunda...semangati kami terus ya

      Hapus
  6. Wah lagi musim aglonema juga bu... bagus pemaparan tulisannya bu.

    BalasHapus
  7. Bagus bu Yuli, diawali dengan cerita yang seru

    BalasHapus
  8. Oke, sudah lengkap dan tersusun secara runtut resumenya. Apalagi dengan gaya khas dari ibu yang satu ini. Terus menulis ya Bu!

    BalasHapus

terima kasih atas kunjungan anda