Jumat, 16 Oktober 2020

My Today's Diary


JUMAT BERKAH

Hari ini aku tidak mempunyai agenda kerja yang teramat penting. Semua pekerjaan kantor sudah kuselesaikan kemarin termasuk tugas meresume dari Om Jay. 

Sejenak aku berpikir akan mengerjakan apa untuk hari ini. Selama daring aku hanya ketemu murid-muridku di dunia maya dua minggu sekali. Dan minggu ini sama sekali tidak ada jadwal mengajar.

Iseng-iseng ku buka blogku....hmmmmm masih sama. Belum ada tambahan komentar dari teman-temanku. Tapi itu tak jadi soal karena aku ingat pesan guruku:"Teruslah menulis meskipun tidak ada orang yang membaca tulisanmu". 

Dengan berpegang kata-kata guruku, kupencet tanda plus (+) di dashboard blogku. Kutulis apa yang kuingat tentang pertemuanku dengan teman lamaku sembari menunggu motor kesayanganku dimaintain oleh bengkel langgananku.

Kalimat mengalir begitu saja seolah air mancur yang bergerak cepat dan ada henti. Paragraf demi paragraf sudah kuhasilkan sambil sekali tempo melirik chat grup WAku. Ketika tidak ada info yang menarik, kutinggalkan WAGku. Dan aku terus asyik menuliskan ide-ide di kepalaku.


Tiba-tiba ringtone HPku berbunyi. Perlahan kubuka untuk mengetahui ada informasi apa di WAGku. Ah....hanya foto bayi...hal yang biasa saja pikirku. Apa istimewanya? Itu awal penilaianku karena mataku hanya tertuju pada foto kecil itu. 

Dadaku berdegup kencang ketika ada catatan di bawah foto itu. Om Jay menantang murid-muridnya untuk membuat tulisan tiga alinea berdasarkan foto bayi itu.

Ikut atau tidak? Pertanyaan itu muncul di kepalaku. Kupandangi foto bayi itu terus menerus. Kupikirkan tulisan seperti apa yang tepat untuk foto itu.

Aku ingat pesan bunda Kanjeng. Paksa menulis bahkan pada saat tidak memiliki ide sekalipun. Akupun berkhayal tinggi sekali. Kubayangkan hal-hal yang mungkin jadi ide bagus untuk menjawab tantangan om Jay. 

Sepuluh menit.....setengah jam......satu jam berlalu. Aku baru berhasil membuat satu paragraf. Aku juga ingat pesan bunda Kanjeng, Cak Inin dan Om Jay bahwa ide menulis itu bisa didapat dengan melihat lingkungan sekitar.

Dan benar saja, di sebelahku duduk seorang anak kecil bersama kakeknya. Masya Allah anak kecil ini mampu berbahasa jawa yang sangat halus. Hal yang sudah jarang ditemukan.  Begitu patuhnya anak ini pada sang kakek.

Ah....ternyata pesan guru-guruku benar adanya. Ide demi ide mengalir bak air hujan yang terus menetes menggerakkan tanganku untuk melanjutkan menulis tiga alinea.

Selesai sudah tiga alinea kubuat. Keraguan menyelimutiku. Kirim tidak ya? Layak tidak ya? Ah.....pikiranku maju mundur tidak karuhan. Akhirnya dengan membaca bismillah kuposting tulisanku. 

Kupasrahkan semua ketentuan pada Sang Maha Penentu. Aku tidak lagi mempedulikan kualitas tulisanku. Kubiarkan orang menilai hasil karyaku. Om Jay jual, aku beli...itulah semboyanku.

Dag dig dug terus membayangiku sejak kuposting tulisanku. Sengaja tidak kubuka WAGku. Ketika sampai di rumah, ringtone kembali berbunyi. Dan......ada pesan pribadi masuk......Masya Allah , Bapakku, guruku, motivatorku menghubungiku....

Terima kasih  Om Jay...

Terima kasih pada guru-guruku yang hebat....

Terima kasih teman-teman....

Kalian yang terbaik buatku




4 komentar:

terima kasih atas kunjungan anda