Sabtu, 24 Oktober 2020

Waktu senggangku bersama suamiku, Sabtu, 24 Oktober 2020

 HIBURAN MURAH MERIAH


Alhamdulillah....itu kata yang ku ucapkan ketika pekerjaan si Inem sudah selesai kukerjakan. Hari sabtu adalah hari pembalasan bagiku. Hari Sabtu adalah waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas ibu rumah tanggaku yang masih tertunda. Persis saat adzan Asar berkumandang, tiga puluh potong baju selesai kuseterika dan kurapikan.

Setelah lima hari berkutat dengan laptop, persiapan materi siswa, koreksi tugas siswa dan sebagainya, akhirnya malam minggu pun tiba. Sedari siang aku dan suamiku berencana akan mengunjungi bandara YIA Yogyakarta. Kebetulan rumah kami dekat dengan bandara itu. 

Ah....mungkin bagi sebagian orang kami katrok, udik atau sebutan lain. Tapi itu tidak penting bagi kami. Hiburan sesaat bagiku sudah cukup untuk merefresh otakku. Sekedar melihat laut dan pesawat naik turun pun sudah jadi hiburan bagiku.

Lagi-lagi semua rencana manusia tidak selamanya berjalan mulus. Rencana ke bandara YIA pun gagal sudah. Suamiku ada agenda mendadak melayani umat. Ada mahasiswa yang membuat tugas dari kampus dan butuh tenaga suamiku. Ya...gatot lagi...gatot lagi. Sedikit kecewa tapi tidak jadi soal. Kapan-kapan kami bisa berkunjung ke sana.

Cukup lama suamiku melayani mahasiswa itu. Setelah setengah jam selesai sudah perbincangan mereka. Jam sudah menunjukkan pukul 16.48 ketika tamu suamiku pulang. Sudah tidak mungkin ke YIA karena waktunya sudah terlalu sore.

"Buk, ini kan malam minggu. Gimana kalau kita ke JLS (Jalur Lintas Selatan)?" ajak suamiku.

"Yok..tunggu ya,Yah. Ibu ganti baju dulu" kataku. Tak lupa handphone kuraih dengan cepat. Dan sesaat kemudian kami berboncengan mesra bak sepasang pengantin baru.

Sampai di lokasi aku dan suamiku ternganga.....ya Allah...sudah banyak orang berkumpul di tempat itu. Pak Polisi juga tidak ketinggalan berpatroli untuk mengamankan situasi.

Ya......setiap sore jalan jalur lintas selatan dekat jalan Daendeles yang sangat lebar menjadi ajang permainan layang-layang. Bukan sembarang layang-layang tetapi layang-layang berbentuk naga. Dimalam minggu  layang-layang naga akan berkibar di angkasa sampai jam sembilan malam.



Tua,muda, anak-anak, semuanya tumpah ruah ditempat itu. Tak ketinggalan aku dan suamiku.  Sore yang mesra kami nikmati berdua. Hal sederhana tapi cukup membahagiakanku. Apalagi setelah rencana ke bandara yang gagal. 

Kami nikmati satu demi satu layang-layang yang mengangkasa sore itu. Suamiku sengaja memacu motor perlahan-lahan agar kami bisa menikmati keindahan angkasa di tempat itu. Tak lupa ku siapkan handphone ku untuk ceklak ceklik mengambil gambar.  

Dengan tetap berada di atas motor kami berdua menyempatkan diri menghitung jumlah naga yang mengangkasa. Satu, dua, tiga,.....dua puluh empat naga menunjukkan keperkasaan mereka. 

"dua puluh empat,Yah. Wow....banyak sekali. Warna-warni juga"teriakku karena takjub dengan kehebatan layang-layang itu. 

"Iya, ada dua puluh empat"sahut suamiku. 

Sepanjang jalan menikmati layang-layang dalam hati aku berterima kasih pada suamiku. Hiburan sesaat ini sungguh menambah cintaku padamu.

Dua puluh emoat naga sudah kami nikmati keindahannya. Sekitar setengah jam kami mengitari jalur itu. 

"Ayo,Yah. Kita pulang, sudah hampir Maghrib"pintaku pada suamiku.

Setelah membeli tahu walik makanan kesukaan anakku, kami pun bergegas pulang. 

Ah........puas sudah refreshing ku sore ini. Lelah dan capek terbayar sudah meski sesaat.


With love

Your wife

2 komentar:

  1. bagus juga ya layang layang naganya...itu tiap sore ya..apa ada orang jualan juga..kalau ada bisa gelar tikar nich sambil nonton...dekat pantai ya...super sekali jalan jalannya...sukses bu

    BalasHapus

terima kasih atas kunjungan anda